PKM Jurusan Matematika Gelar Pelatihan Penyusunan Soal Matematika Berbasis Etnomatematika: Dorong Pemahaman Konseptual dan Pelestarian Budaya Lokal

Makassar, 23 Juli 2025 — Tim dosen dari Departemen Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan kegiatan Pelatihan Penyusunan Soal Matematika Berbasis Etnomatematika dalam rangka Program Kemitraan Masyarakat (PKM) PNBP UNM. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengembangkan soal-soal matematika yang mampu menanamkan pemahaman konseptual siswa sekaligus mengangkat nilai-nilai budaya lokal.

Tim pelaksana yang diketuai oleh Dr. Muhammad Ikram, M.Pd bersama Dr. St. Zulaiha Nurhajarurahmah, M.Pd, dan Muhammad Yusran Basri, M.Pd, menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi wadah strategis untuk memperkenalkan konsep etnomatematika dan penerapannya dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pelatihan ini memiliki beberapa tujuan utama: 1) Meningkatkan pemahaman guru terhadap konsep dan prinsip etnomatematika. 2) Membekali guru dengan keterampilan menyusun soal matematika berbasis budaya lokal. 3) Mengembangkan bank soal yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan siswa. 4) Meningkatkan motivasi dan kreativitas guru dalam merancang pembelajaran bermakna. Adapun Materi pelatihan meliputi: 1) Pemahaman konseptual dalam pembelajaran matematika, 2) Hakikat dan prinsip etnomatematika, 3) Strategi integrasi unsur budaya dalam soal matematika, dan 4) Contoh-contoh soal yang dikembangkan dari budaya lokal Sulawesi Selatan seperti rumah adat Tongkonan, motif tenun Bugis-Makassar, tradisi mappalette bola, dan ukiran Toraja.

    Memaknai Budaya sebagai Sumber Belajar

    Dalam salah satu sesi, peserta diperkenalkan dengan pendekatan menyusun soal berbasis budaya yang dapat mengukur aspek pemahaman konseptual, bukan hanya prosedural. Soal-soal yang dikembangkan diambil dari konteks budaya lokal Sulawesi Selatan seperti: Menghitung luas atap Tongkonan berbentuk trapesium, Menentukan panjang motif tenun berdasarkan barisan aritmetika, dan Menggunakan data lomba kerbau dalam upacara adat Toraja untuk pembelajaran statistika.

    “Ketika siswa melihat bahwa matematika dekat dengan keseharian dan budayanya, maka motivasi belajarnya meningkat. Mereka tidak hanya sekadar menghitung, tetapi memahami makna dari apa yang mereka kerjakan,” ungkap Dr. Muhammad Ikram dalam salah satu sesi pelatihan.

    Antusiasme Guru dan Dampak Keberlanjutan

    Pelatihan ini mendapat respons positif dari para guru yang merasa mendapatkan wawasan baru untuk membuat pembelajaran lebih kontekstual dan menyenangkan. Banyak dari mereka mengungkapkan keinginan untuk mengembangkan soal-soal serupa dengan konteks budaya masing-masing daerah.

    Ke depan, tim PKM UNM berharap dapat mereplikasi kegiatan serupa di wilayah lain, serta membangun kolaborasi jangka panjang dengan sekolah-sekolah mitra untuk memperkaya pembelajaran matematika berbasis budaya lokal.

    Dokumentasi kegiatan pelatihan Penyusunan Soal Matematika Berbasis Etnomatematika bersama guru guru di kabupaten Maros.
    Translate »